Mayoritas anak muda pasti sudah tahu apa itu ‘dugem’.
Ya, orang-orang mengenalnya dengan dunia gempita ataupun dunia gemerlap. Pada
dasarnya, aktivitas ini dilakukan pada malam hari ketika orang-orang ingin
mencari hiburan. Tempatnya pun beragam, ada yang di diskotik, pub dan kafe
mewah dihotel maupun ditempat lain. Bagi beberapa orang mungkin hal ini menjadi
sesuatu yang tabu karena memiliki citra yang buruk di mata masyarakat. Namun
bagi beberapa lapisan masyarakat yang lain, hal ini sudah menjadi hal yang
biasa, bahkan tidak jarang menjadi sesuatu yang rutin dilaksanakan dalam hidup
mereka. Orang-orang yang datang ke ‘arena’ itu juga beragam. Mulai dari tua
muda, pria, wanita, pokoknya yang berduit yang bisa masuk kesana. Bayangkan
saja, sebotol Aqua air mineral kecil saja harganya 20 ribu rupiah. Simpelnya,
tidak punya duit cukup, jangan coba-coba berani masuk ke sana.
Lalu apa sih
yang disediakan tempat seperti itu ? Kebanyakan diskotik menghadirkan
musik-musik bernuansa dubstep ataupun lagu-lagu remix sebagai
perangsang bagi clubber ( sebutan untuk para penikmat hiburan malam )
untuk menggoyang-goyang badan mereka, mengikuti beat atau irama dari
musik tersebut untuk membuat rileks dan menghilangkan kepenatan di otak. Tidak
jarang pula, diskotik menjadi tempat penyebaran narkoba seperti ganja, putaw,
dan lain-lain yang memiliki nama-nama cukup unik seperti butterfly, shock
electric,mahkota,superman dan berbagi nama-nama lainnya. Ada juga yang
lebih ekstrim, ada yang mencari kesenangan dengan melampiaskan nafsu dunianya.
Ya, mencari lawan jenis untuk diajak ke hotel, dibawa ke hotel, dan melakukan
hal yang tidak seharusnya dilakukan. Bagi pria berhidung belang, ini adalah
kesempatan yang sangat menyenangkan, bisa mencari wanita-wanita muda untuk
diajak melakukan hal senonoh dan membayarnya dengan sejumlah uang. Bisa juga
sebagai sarana ‘cuci mata’ dengan melihat wanita berpakaian minim menari-nari
dan bergoyang di lantai dansa. #Sungguh
ironis.
Apa sih yang
menjadi latar belakang banyak orang-orang yang pergi ke tempat itu ? Setidaknya
ada tiga hal yang utama.
Pertama,
karena alasan gengsi atau takut ketinggalan jaman. Hal ini dipengaruhi oleh
pola pikir yang mengatakan bahwa budaya barat lebih baik dari budaya timur.
Daripada di bilang ketinggalan jaman, atau tidak gaul, akhirnya mereka memilih
untuk pergi ke diskotik.
Kedua,
karena ajakan teman Karena itulah tidak heran ada yang mengatakan bahwa
pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik. Dengan siapa kita berteman
sekarang akan mempengaruhi akan jadi apa kita nanti. Karena sudah terlanjur
menjadi teman, apa-apa jadi asal iya meskipun itu salah, yang penting tidak
dijauhi teman.
Ketiga,
kurangnya kasih sayang dalam keluarga, Hal ini menjadi salah satu faktor yang
cukup menakutkan. Masalah klasik dalam keluarga seperti kurangnya perhatian
dari orang tua, dibandingkan dengan kakak atau adiknya, dan lain-lain. Faktor
keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan kepribadian seorang anak. Oleh
karena itu, bila terjadi salah didik, anak bisa rusak di hari depan. Harus ada
pengawasan dari orang tua sejak dini yang serius tapi santai maksudnya
pengawasan serius tapi tidak mengekang anak.
tentu kita
tahu bahwa dunia gemerlap memiliki dampak negatif seperti menghabis-habiskan
duit penghasilan sendiri atau duit orang tua, menodai nama baik keluarga kita,
maupun citra baik diri kita sendiri. Selain itu terkesan sangat membuang-buang
waktu saja. seharusnya waktu yang ada bisa dipakai untuk menghasilkan
karya-karya untuk diri sendiri dan orang lain.
Rasa-rasanya
kita semua tahu dampak negatifnya yang lain. Kendati demikian, kita tidak bisa
melihat suatu hal dari sisi negatifnya saja. Ada juga beberapa pengaruh
positifnya disana seperti menambah teman, mengenal sisi lain dari setiap orang,
dan menambah jaringan atau koneksi antar sesama, bisa menambah sumber
penghasilan apabila kita bekerja part time sebagai disk jockey (
DJ ), penyanyi di kafe, pelayan, ataupun bartender.
Bagaimana
upaya-upaya efektif yang bisa dilakukan
untuk mencegah hal ini terjadi ? Dari orang tua, harus menciptakan suasana yang
kondusif, harmonis, dan komunikatif agar anak merasa nyaman ketika bersama
keluarga. Bila ada masalah, jangan selesaikan dengan cara kekerasan. Karena
pada dasarnya, seorang anak remaja yang baru memasuki masa pancaroba, akan
membangkang lebih parah ketika orang tua menegur dengan cara keras seperti
langsung memukul, menjewer, meyabet anak dengan ikat pinggang, dan sebagainya.
Sebaliknya,
gunakan cara yang tegas tapi demokratis. Ajak anak duduk satu meja, tanyai si
anak apa yang menjadi masalah, kenapa bisa seperti itu, dan cari solusi
baik-baik. Peran pemerintah, menetapkan pembatasan umur minimal agar tidak
sembarang remaja bisa dengan seenaknya keluar masuk diskotik. Terakhir,
diperlukan kesadaran dari para individu mengenai dampak negatif dari dunia
gemerlap.
KESIMPULAN :
bukan berarti tidak boleh pergi ke
sana. Hanya saja, tujuan dan apa yang mau dilakukan harus jelas agar tidak
terikat dengan dunia gemerlap itu sendiri. Mencari hiburan itu sah-sah saja,
termasuk terjun di dunia gemerlap.
Tapi selagi merasa tidak memerlukan
dunia gemerlap sebagai sarana hiburan, carilah sarana hiburan lain yang tidak
ada mudoratnya yang bermanfaaat bagi kita seperti berolahraga, GYM, membaca
buku, ataupun menulis artikel dan lain sebagainya yang lebih banyak membawa
pengaruh yang positif.
Lebih baik mencegah dari pada mengobati bukan !!
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul Apa Itu Dunia Gemerlap dan Dampak Negatifnya. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://tugas-teknik-presentasi.blogspot.com/2014/05/apa-itu-dunia-gemerlap-dan-dampak.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Unknown - Jumat, 23 Mei 2014
Belum ada komentar untuk "Apa Itu Dunia Gemerlap dan Dampak Negatifnya"
Posting Komentar